KEKERASAN PADA GURU BERUJUNG KEMATIAN

Nahas menimpa Tatang Wiguna (35 tahun), guru SMA Yayasan Atikan Sunda Jl PHH Mustofa, Kota Bandung. Korban warga Gang H Tamim I No 6 Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung, tewas akibat tikaman senjata tajam tiga orang pelaku yang mengeroyoknya saat pulang mengajar ekstrakulikuler kepada murid SMP Y.A.S

Peristiwa pengeroyokan hingga tewasnya korban itu terjadi Senin (22/8) sekitar pukul 16.00 WIB di Jl AH Nasition (belokan Jl Antapani), Kelurahan Cicaheum, Kecamatan Kiaracondong. "Korban mengalami luka tusukan senjata tajam di bagian tubuh dan sempat dilarikan ke rumah sakit," kata Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Yusri Yunus kepada para wartawan. 


"Jadi dia (Tatang) itu baru pulang dari ngajar renang di GM Cikadut. Pulang mau kembali ke sekolah ada yang megat di jalan. Katanya meminta uang," ujar Mahdar saat ditemui di Rumah Sakit Santo Yusup, Kota Bandung.

Menurut Yusri, jumlah pelaku pengeroyokan sebanyak tiga orang. Sejumlah saksi yang telah dimintai keterangan oleh polisi mengatakan, korban dan tiga pelaku terlibat keributan di jalanan dalam suasana ramai. Korban sempat berlari menghindari ketiga pelaku namun terus dikejar. Hingga akhirnya korban menjadi bulan-bulanan ketiga pelaku.

Salah satu pelaku diduga menghujamkan senjata tajam ke bagian tubuh korban. "Penyebab korban meninggal diduga akibat tusukan senjata tajam. Usai mengeroyok korban, ketiga pelaku melarikan diri," ujarnya.

Yusri mengatakan polisi masih memburu ketiga pelaku pengeroyokan guru tersebut. Ia belum bisa mengungkapkan motif di balik keributan antara korban dan pelaku.

Suasana duka menyelimuti keluarga dan rekan-rekan korban. Para guru  dan murid di SMA YAS meminta polisi secepatnya menangkap pelaku penganiayaan tersebut. "Kami berharap polisi secepatnya menangkap pelaku dan menghukumnya dengan setimpal. Dia adalah guru yang baik dan tak memiliki musuh," ujar Yadi, salah seorang rekan korban.

Kemendikbud Sampaikan Simpati kepada Keluarga Almarhum Guru Tatang  

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyesalkan tindak kekerasan yang merenggut nyawa seorang tenaga pendidik, Tatang Wiganda (37). Tatang merupakan guru olah raga SMA Yayasan Atikan Sunda, Kota Bandung, yang menjadi korban kekerasan pada Senin malam, (22/8/2016).

“Kami bergegas melayat keluarga Almarhum kemarin, dan sangat menyesali atas kejadian yang terjadi,” ujar Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Sumarna Surapranata, di Jakarta, Selasa, (22/8/2016).

Pranata mengatakan, tim  Kemendikbud yang diwakili Kepala Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Bandung, Sam John, telah melayat ke rumah duka pada kemarin malam, (22/8/2016). Dalam kesempatan itu, Sam John atas nama Mendikbud Muhadjir Effendy dan keluarga besar Kemendikbud menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya guru Tatang.

Wujud simpati dari Kemendikbud juga dilakukan dengan memberikan bantuan dana untuk meringankan beban keluarga yang ditinggalkan. Guru Tatang meninggalkan seorang istri dan dua anak. Anaknya yang pertama (perempuan) berusia 10 tahun, sedangkan anak keduanya (laki-laki) masih berusia tiga tahun.

Guru Tatang merupakan korban kekerasan yang terjadi pada hari Senin (22/8/2016), di Jalan AH Nasution, Kelurahan Cicaheum, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung. Guru olah raga itu menghembuskan napas terakhir saat perjalanan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.

Saat ini, pihak berwajib telah mengamankan tiga orang tersangka. Pranata berharap kejadian ini tidak terjadi kembali di masa mendatang, dan berharap proses hukum dapat berjalan dengan baik. 

= Baca Juga =



Post a Comment

Previous Post Next Post